Sabtu, 11 September 2010

Bela Diri untuk Anak-Anak


Latihan Bela Diri saat ini tidak hanya digemari oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak dan remaja pun saat ini sudah mulai meramaikan tempat-tempat latihan Bela Diri. Hal ini terlihat di sekolah-sekolah terdapat kegiatan ekstrakurikuler bela diri seperti Pencak Silat, Taekwondo, Karate, jiujitsu, Kempo, Judo, dan lain sebagainya. Tidak hanya di sekolah di tempat-tempat latihan bela diri lain pun terlihat anak-anak dan remaja yang menjadi anggota.
Kita sebagai orang tua harus bisa memilih tempat latihan yang cocok untuk anak kita, hal ini akan mempengaruhi proses latihan yang akan dialami oleh anak kita. Tempat latihan yang harus diperhatikan adalah lokasi tempat latihan yang aman, perlengkapan yang disediakan lengkap atau tidak, materi latihan, pelatih, yang paling penting adalah resmi atau tidak perguruan atau klub bela diri yang diikutinya.
Selain Fisik dalam latihan bela diri, anak akan terbentuk beberapa nilai positif tentang kepribadian. Nilai keribadian tersebut adalah : Disiplin, menghormati kepada pimpinan/orang tua, semangat belajar lebih tinggi, ketenangan jiwa, dan ada beberapa klub atau perguruan bela diri yang mengarahkan kepada nilai keagamaan atau religi.
Masa anak-anak atau praremaja menurut Elizabeth B. Haurlock berusia sekitar 0 – 11 tahun, sedangkan pada usia 12 tahun manusia hampir dapat bergerak secara sempurna. Untuk belajar bela diri pada usia dibawah 12 tahun sangat riskan sekali, karena pada usia tersebut manusia masih dalam tahap pembelajaran motorik yang belum sempurna. Untuk itu harus ada penanganan khusus dalam latihan bela diri pada anak-anak.
Dalam buku ini penulis akan sedikit menuntun anda sebagai orang tua atau pelatih, untuk melatih beberapa gerakan beladiri yang diperbolehkan dalam latihan sesuai dengan kemampuan anak.

( Lebih lengkapnya baca buku Bela Diri untuk Anak penulis Hilman Indrapura penerbit Dian Rakyat )

Tidak ada komentar: