Nama
saya Rina Nugroho, seorang ibu berprofesikan Ibu Rumah Tangga. Walaupun ngga
kerja kantoran, tapi saya punya passion
yang besar di bidang pendidikan, terutama yang berhubungan dengan anak kecil.
Kenapa ? Karena menurut saya, dunia anak itu dunia yang ga ada matinyeee,
menyenangkan karena bisa bikin kita awet muda dan yang lebih terpenting ….. dengan menyelami
dunia anak, bisa membuat saya lebih kreatif. Salah satunya yang ini niiih …..
bikin artikel tentang anak, tanpa ada yang nyuruh pula, dan dengan percaya
diri, mengajukan artikel ini ke ‘si empunya blog’,
Hilman Indra Pura.….. , lumayaaan ….. gak perlu penerbit, tapi bisa nyebar hehehehe, just kidding, ….. Oke, perkenalan dirinya sudah cukup ya, kita masuk ke inti
artikelnya ajah …..
Penulisan
artikel ini berawal mula dari 1 kejadian sederhana, tapi cukup membuat saya
tersenyum dan bangga pada anak saya. Oh ya, nama anak saya Karindra Mahalia
Putri Nugroho, Alia panggilannya, saat ini bersekolah di SD Islam Al Azhar 15
Pamulang Tangerang Selatan, saat saya menulis artikel ini, usianya 10 tahun,
kelas 5, dan menekuni dunia persilatan sebagai pilihan kegiatan ekskulnya. Saking cintanya terhadap dunia
persilatan, seluruh koleksi komiknya tidak jauh-2 dari dunia persilatan juga,
misalnya Komik Chinmi si Kungfu Boy mulai episode A sampe Z,
Naruto bla bla bla….. yang saya sendiri gak hafal saking banyaknya. Nggak hanya
koleksi komik, tapi karena hobi menggambar, gambar yang dibuatnya pun pasti gak
jauh-2 dari silat misalnya jurus naga menerkam harimau lah dll entah apa lagi,
yang jelas gara-2 minatnya di dunia yang satu ini, emaknya sempat ditegur salah
seorang guru karena di kertas ujiannya penuh dengan coret-2an gambar, hadeeeeehhhh
…..
Oke,
lanjuuut ….., kejadian yang saya maksud tadi adalah ….. ada seorang ibu,
berputra 3 (haduh banyaknya ya …..), ketiga-2nya ikut ekskul silat, sama dengan
Alia anak saya, hanya saja tingkatan sabuknya berbeda, Alia sudah sabuk biru 2,
sementara anak-2 si ibu ini, namanya Ibu Dian, tingkatan sabuknya berada di
bawah alia, kalo gak salah kuning 2 dan
biru 1 deh. Ibu Dian ini berbicara pada saya, aduuuh ….. gimana ya, ini anak
saya si Dhika (sabuk kuning 2) belum hafal jurus 2, padahal dia 2 minggu lagi
mau Ujian Kenaikan Tingkat, secara waktu latihan tinggal 2 kali lagi nih, mana
sebentar lagi sudah minggu tenang menjelang UAS, gimana nih, mba Rinaaa …… Ibu
Dian ini mengadu ke saya, karena di sekolah ini saya bertindak sebagai
koordinator orang tua ekskul silat.
Menanggapi keluhan Ibu Dian, saya langsung putar otak, gimana ya
caranya supaya si Dhika bisa ikut UKT (Ujian Kenaikan Tingkat) dan hafal jurus
yang disyaratkan, padahal waktu latihan mepet. Saya dapat akal nih, dan
langsung berbicara ke Ibu Dian …. ‘Bu, mau ga diajarin Alia, anak saya, siapa
tahu bisa membantu, khan Alia hafal jurus …..’
Tapi sebelum saya menawari Ibu Dian, saya sudah bertanya ke Alia
terlebih dahulu, berikut sekelumit pembicaraan saya dengan Alia :
Saya : Al, kamu hafal gak jurus 2 ?
Alia : Hafal laaah ….. (dengan pe de nya
Alia menjawab)
Saya : Bisa gak ajarin Dhika, dia gak hafal
jurus nih, kan sebentar lagi UKT …..
Alia : Bisa, kan aku sudah hafal, mommy …..
Saya : Yakin kamu bisa nih ?
Alia : Yakin, tapi dibolehin ga sama Pak
Hilman ?
Saya : Ntar mommy minta ijin ma Pak Hilman, yang penting, kamunya, oke ga ?
Alia : Oke oke aja ….. asyiiiikkk ….. bisa
jadi pelatih cilik nih, Khansa adiknya diajak juga dong, kan dia sabuknya sama dengan Dhika …..
Saya : Oke, ntar mommy bilangin ke mamanya. Tapi yakin kan kalo Alia bisa ?
Alia : Pe de aja lageee Mommy ……
Gayung pun bersambut, Ibu Dian menyetujui, dan kita atur waktunya
…..’Besok setelah sholat Jumat, Alia ajarin Dhika di Aula Masjid Ibnu Sina ya,
sekalian aja Khansa diajak, biar lancar, Bu Dian’. Besoknya, setelah sholat
Jumat, Dhika dan Khansa ternyata tepat waktu loh, datang 15 menit sebelum jam
yang ditentukan, hebaaaatttt. Kebetulan di Aula ada Pak Hilman, jadi saya
langsung minta ijin beliau untuk memberi kesempatan Alia melatih Dhika dan
Khansa. Alhamdulillah, Alia diijinkan,
tetapi sebelumnya diberi arahan dulu bagaimana caranya melatih.
Latihan
pun dimulai, ‘Yaaakk ….. kita mulai ya, Dhika, kamu di sini, Khansa ….. kamu di
sana ….., kita langsung mulai ….. satu ! ….dua ! dst dst dst …..ini caranya
Alia memberi aba-2. Setelah beberapa saat, saya perhatikan, saat melakukan
jurus tertentu, Dhika kebingungan, akhirnya Dhika menoleh ke samping tempat
Alia berdiri atau menoleh ke Khansa yang ada di belakangnya. Ini menurut saya
agak mengganggu. Kebetulan di situ ada Prima anak ekskul silat juga yang secara
tidak sengaja melihat latihan ini, dan tanpa diminta, Prima langsung ikut
membantu membetulkan gerakan jurus Dhika dan berdiri di depan Dhika, jadi kalau
aba-2 dari Alia dimulai, Dhika tidak kebingungan, saat dia berputar ke kiri,
dia bisa melihat Prima, saat menghadap depan bisa melihat Alia, dan saat
berputar ke kanan, bisa melihat Khansa, tapi ….. saat menghadap ke belakang ……
dia hanya bisa lihat ke tembok.
‘Sekarang istirahat 2 menit dulu ya, nanti kita teruskan lagi’, kata
Alia. ‘Iya Kaaaaak,’ jawab Dhika dan Khansa. Padahal latihan dimulai 5 menit
kemudian, karena Alia bermain-2 dulu hehehehe.
Akhirnya latihan selesai dalam waktu 30 menit, dan Dhika sudah 90% hafal
jurus, 10% nya lagi tinggal menyempurnakan gerakan. Ini sih bagiannya Kak
Syukron dan Pak Hilman kali yaaaa ……
Nah, sebenernya apa sih inti dari cerita ini ? Ini nih yang mau saya
share buat para pembaca. Banyak
sekali pelajaran yang bisa diambil dari latihan bela diri ala anak-2 ini.
Beberapa hal yang bisa saya sebut yaitu :
2. Komponen penyusun kepercayaan diri anak
Percaya diri, hmmmm …… sepertinya saya ga perlu membahas definisinya, karena
pembaca bisa googling aja sendiri,
pasti bisa menemukan sekian banyak definisi percaya diri dari banyak ahli /
ilmuwan / psikolog. Saya hanya bisa mengatakan, bahwa percaya diri ….. yang
sering kita sebut dengan self confidence,
self esteem, atau apapun lah namanya,
menurut saya itu definisinya cuman satu ‘I CAN DO IT, SURELY …..!’. Alia bisa melatih
Dhika, karena dia yakin bahwa dirinya bisa, mampu dan hafal jurus. Coba kalo
Alia ga hafal jurus, males ngajarin, ga yakin ….. kejadian ‘pelatih cilik’ ini
gak mungkin ada. Tul ga ? Ditambah lagi, embel-2 dia pengen jadi pelatih cilik
….. waduuuh, jangan-2 habis ini kalau sudah komersil bisa minta bayaran nih
wkwkwkwkwk ….. Ga sia-2 hasil jerih payah Pak Hilman melatih Alia silat selama
hampir 3,5 tahun, di usia muda pe de nya Alia cukup diacungin jempol.
Komponen penyusun kepercayaan diri
anak, iiih ….. semoga penjelasan saya ga terlalu
teoritis ya. Pastinya, dengan sedikit mengintip buku-2 literatur saya sewaktu
kuliah di psikologi dan berbekal pengalaman sewaktu 10 tahun menjadi praktisi
di perusahaan dan beberapa tahun menjadi praktisi pendidikan, saya bisa
menyimpulkan, bahwa Alia bisa pe de karena beberapa hal, kemampuan, keberartian dan kesempatan serta kompetensi.
Kemampuan, jelasss, Alia sudah hafal jurus koq. Keberartian dan kesempatan, sebenernya kalau di
literatur-2, yang ada hanya keberartian, tapi menurut saya, ada 1 tambahan lagi
yakni kesempatan, dan ini tidak bisa dipisahkan. Lihat aja cerita yang saya
tampilkan, Alia merasa dirinya ‘sesuatu(k – nyontek gaya Syahrini)’ karena ada
kesempatan, pembinanya Pak Hilman Indra Pura memberi ijin dan memberi
kesempatan Alia untuk menjadi pelatih cilik. Bahkan di beberapa kesempatan saat
latihan ekskul, pelatih Alia, Kak Syukron memberi kesempatan anak-2 yang
bersabuk biru melatih anak-anak bersabuk putih, walaupun hanya sekedar melatih
4-5 gerakan. Di sinilah jiwa kepemimpinan dan pe de nya anak mulai ditempa. Anak
pun merasi dirinya lebih berarti. Good
job, Alia. Thanks to Pak Hilman
Indra Pura dan Kak Syukron ‘Kumis’. Faktor penyusun berikutnya adalah
kompetensi, Alia bisa pe de karena berbekal pengalaman dia, pernah menjuarai
beberapa lomba, baik di lomba silat Al Azhar dan juga O2SN tingkat kecamatan,
makanya dia pe de banget ngajarin ‘two
musketeers’.
Berikutnya,
disiplin.
Sesuai kesepakatan, tanpa dinyana, Dhika dan Khansa datang 15 menit sebelum
waktu latihan dimulai, woowwww …… biasanya anak kecil kan susah disuruh
disiplin, ini berdua malah duduk manis di depan Aula Masjid Ibnu Sina, duuuuh
dari jauh melihat 2 anak kecil imut duduk manis ….. ooohhh to twiiittt….!!
Malah Alia yang lambat 5 menit, itu bukan karena salah Alia looooh, jam keluar
sekolah saat itu jam 12.50, lewat 5 menit dari waktu yang saya tentukan, 12.45.
So, it’s not about justification,
broooo ……
Kerjasama, ini juga salah satu hal yang tidak saya duga, tetapi muncul di
TKP. Masih ingat dengan tokoh yang namanya Prima ? Prima, teman Alia yang suka
‘darting’, ternyata memiliki sifat plus nya loh, suka membantu. Saat Dhika
bingung melakukan jurus tertentu, tanpa diminta Prima ikut membantu Alia
melatih Dhika, hmmmm ‘good collaboration
among kiddos’. Akhirnya, hanya dalam waktu tidak lebih dari 30 menit, 13 gerakan dalam JURUS 2, sudah bisa dilakukan Dhika dan Khansa dengan baik. Terima
kasih Kak Alia, terima kasih Kak Prima …..
Terakhir, kepemimpinan. Ingat ga, pembaca ….. pada waktu
Alia menyuruh ‘anak didiknya’ istirahat 2 menit ? ini adalah awal mula adanya
kepemimpinan, walaupun jadinya molor siih, dari 2 menit menjadi 5 menit,
namanya juga anak kecil. Tapi setidak-2 nya, tanda-2 kepemimpinan sudah dimulai
….. not bad laaahh ….
SO …….!! (meniru gaya bicara Bara Pattirajawane di acara Gula Gula),
dasar emak-2 ….. tidak jauh tontonannya pasti seputar acara infotainment, masak memasak (hayo
ngakuuuuu …..), padahal bisanya cuman masak telor dadar campur bawang
wkwkkwkwwk. Jadi, pembaca ….. ternyata latihan bela diri anak itu kalau
dilakukan dengan senang hati dan tanpa adanya paksaan (bener, sumpeee loh, saya
gak maksa Alia milih ekskul silat, dia sendiri dengan sadar dan seikhlas-2nya
memilih ekskul silat, mungkin karena lihat figur Pak Hilman yang terkenal disekolah kali yaaa), plus latihan tekun (Alia 3,5 tahun, gak pake bolos,
seingat saya selama kurun waktu itu alia hanya ijin tidak masuk 1 kali karena
sakit) dan dengan cara yang fun (pelatihnya Kak Syukron juga memberi kesempatan
anak-2 melatih adik tingkatnya), banyak sekali hal yang tumbuh dalam diri anak-2
kita, subhanallah …..
Demikian tulisan ini saya buat, semoga bisa bermanfaat bagi para
pembaca yang lagi googling, apa
manfaat latihan bela diri buat usia anak. So, buat apa ragu ? Let’s get started …!!!
Rina Nugroho, S. Psi.