Selasa, 26 November 2013

PERCAYA DIRI AJA LAGEEEH.....!

Nama saya Rina Nugroho, seorang ibu berprofesikan Ibu Rumah Tangga. Walaupun ngga kerja kantoran, tapi saya punya passion yang besar di bidang pendidikan, terutama yang berhubungan dengan anak kecil. Kenapa ? Karena menurut saya, dunia anak itu dunia yang ga ada matinyeee, menyenangkan karena bisa bikin kita awet muda dan  yang lebih terpenting ….. dengan menyelami dunia anak, bisa membuat saya lebih kreatif. Salah satunya yang ini niiih ….. bikin artikel tentang anak, tanpa ada yang nyuruh pula, dan dengan percaya diri, mengajukan artikel ini ke ‘si empunya blog’, Hilman Indra Pura.….. , lumayaaan ….. gak perlu penerbit, tapi bisa nyebar hehehehe, just kidding, ….. Oke, perkenalan dirinya sudah cukup ya, kita masuk ke inti artikelnya ajah …..


Penulisan artikel ini berawal mula dari 1 kejadian sederhana, tapi cukup membuat saya tersenyum dan bangga pada anak saya. Oh ya, nama anak saya Karindra Mahalia Putri Nugroho, Alia panggilannya, saat ini bersekolah di SD Islam Al Azhar 15 Pamulang Tangerang Selatan, saat saya menulis artikel ini, usianya 10 tahun, kelas 5, dan menekuni dunia persilatan sebagai pilihan kegiatan  ekskulnya. Saking cintanya terhadap dunia persilatan, seluruh koleksi komiknya tidak jauh-2 dari dunia persilatan juga, misalnya Komik Chinmi si Kungfu Boy mulai episode A sampe Z, Naruto bla bla bla….. yang saya sendiri gak hafal saking banyaknya. Nggak hanya koleksi komik, tapi karena hobi menggambar, gambar yang dibuatnya pun pasti gak jauh-2 dari silat misalnya jurus naga menerkam harimau lah dll entah apa lagi, yang jelas gara-2 minatnya di dunia yang satu ini, emaknya sempat ditegur salah seorang guru karena di kertas ujiannya penuh dengan coret-2an gambar, hadeeeeehhhh …..


Oke, lanjuuut ….., kejadian yang saya maksud tadi adalah ….. ada seorang ibu, berputra 3 (haduh banyaknya ya …..), ketiga-2nya ikut ekskul silat, sama dengan Alia anak saya, hanya saja tingkatan sabuknya berbeda, Alia sudah sabuk biru 2, sementara anak-2 si ibu ini, namanya Ibu Dian, tingkatan sabuknya berada di bawah alia, kalo gak salah kuning  2 dan biru 1 deh. Ibu Dian ini berbicara pada saya, aduuuh ….. gimana ya, ini anak saya si Dhika (sabuk kuning 2) belum hafal jurus 2, padahal dia 2 minggu lagi mau Ujian Kenaikan Tingkat, secara waktu latihan tinggal 2 kali lagi nih, mana sebentar lagi sudah minggu tenang menjelang UAS, gimana nih, mba Rinaaa …… Ibu Dian ini mengadu ke saya, karena di sekolah ini saya bertindak sebagai koordinator orang tua ekskul silat.

Menanggapi keluhan Ibu Dian, saya langsung putar otak, gimana ya caranya supaya si Dhika bisa ikut UKT (Ujian Kenaikan Tingkat) dan hafal jurus yang disyaratkan, padahal waktu latihan mepet. Saya dapat akal nih, dan langsung berbicara ke Ibu Dian …. ‘Bu, mau ga diajarin Alia, anak saya, siapa tahu bisa membantu, khan Alia hafal jurus …..’  Tapi sebelum saya menawari Ibu Dian, saya sudah bertanya ke Alia terlebih dahulu, berikut sekelumit pembicaraan saya dengan Alia :
Saya       : Al, kamu hafal gak jurus 2 ?
Alia         : Hafal laaah ….. (dengan pe de nya Alia menjawab)
Saya       : Bisa gak ajarin Dhika, dia gak hafal jurus nih, kan sebentar lagi UKT …..
Alia         : Bisa, kan aku sudah hafal, mommy …..
Saya       : Yakin kamu bisa nih ?
Alia         : Yakin, tapi dibolehin ga sama Pak Hilman ?
Saya       : Ntar mommy minta ijin ma Pak Hilman, yang penting, kamunya, oke ga ?
Alia       : Oke oke aja ….. asyiiiikkk ….. bisa jadi pelatih cilik nih, Khansa adiknya diajak juga dong, kan dia sabuknya sama dengan Dhika …..
Saya       : Oke, ntar mommy bilangin ke mamanya. Tapi yakin kan kalo Alia bisa ?
Alia         : Pe de aja lageee Mommy ……

Gayung pun bersambut, Ibu Dian menyetujui, dan kita atur waktunya …..’Besok setelah sholat Jumat, Alia ajarin Dhika di Aula Masjid Ibnu Sina ya, sekalian aja Khansa diajak, biar lancar, Bu Dian’. Besoknya, setelah sholat Jumat, Dhika dan Khansa ternyata tepat waktu loh, datang 15 menit sebelum jam yang ditentukan, hebaaaatttt. Kebetulan di Aula ada Pak Hilman, jadi saya langsung minta ijin beliau untuk memberi kesempatan Alia melatih Dhika dan Khansa. Alhamdulillah,  Alia diijinkan, tetapi sebelumnya diberi arahan dulu bagaimana caranya melatih.

Latihan pun dimulai, ‘Yaaakk ….. kita mulai ya, Dhika, kamu di sini, Khansa ….. kamu di sana ….., kita langsung mulai ….. satu ! ….dua ! dst dst dst …..ini caranya Alia memberi aba-2. Setelah beberapa saat, saya perhatikan, saat melakukan jurus tertentu, Dhika kebingungan, akhirnya Dhika menoleh ke samping tempat Alia berdiri atau menoleh ke Khansa yang ada di belakangnya. Ini menurut saya agak mengganggu. Kebetulan di situ ada Prima anak ekskul silat juga yang secara tidak sengaja melihat latihan ini, dan tanpa diminta, Prima langsung ikut membantu membetulkan gerakan jurus Dhika dan berdiri di depan Dhika, jadi kalau aba-2 dari Alia dimulai, Dhika tidak kebingungan, saat dia berputar ke kiri, dia bisa melihat Prima, saat menghadap depan bisa melihat Alia, dan saat berputar ke kanan, bisa melihat Khansa, tapi ….. saat menghadap ke belakang …… dia hanya bisa lihat ke tembok.

‘Sekarang istirahat 2 menit dulu ya, nanti kita teruskan lagi’, kata Alia. ‘Iya Kaaaaak,’ jawab Dhika dan Khansa. Padahal latihan dimulai 5 menit kemudian, karena Alia bermain-2 dulu hehehehe.  Akhirnya latihan selesai dalam waktu 30 menit, dan Dhika sudah 90% hafal jurus, 10% nya lagi tinggal menyempurnakan gerakan. Ini sih bagiannya Kak Syukron dan Pak Hilman kali yaaaa ……

Nah, sebenernya apa sih inti dari cerita ini ? Ini nih yang mau saya share buat para pembaca. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari latihan bela diri ala anak-2 ini. Beberapa hal yang bisa saya sebut yaitu :
1.       Percaya diri
2.       Komponen penyusun kepercayaan diri anak
3.       Disiplin
4.       Kerja sama
5.       Kepemimpinan

Percaya diri, hmmmm …… sepertinya saya ga perlu membahas definisinya, karena pembaca bisa googling aja sendiri, pasti bisa menemukan sekian banyak definisi percaya diri dari banyak ahli / ilmuwan / psikolog. Saya hanya bisa mengatakan, bahwa percaya diri ….. yang sering kita sebut dengan self confidence, self esteem, atau apapun lah namanya, menurut saya itu definisinya cuman satu ‘I CAN DO IT, SURELY …..!’. Alia bisa melatih Dhika, karena dia yakin bahwa dirinya bisa, mampu dan hafal jurus. Coba kalo Alia ga hafal jurus, males ngajarin, ga yakin ….. kejadian ‘pelatih cilik’ ini gak mungkin ada. Tul ga ? Ditambah lagi, embel-2 dia pengen jadi pelatih cilik ….. waduuuh, jangan-2 habis ini kalau sudah komersil bisa minta bayaran nih wkwkwkwkwk ….. Ga sia-2 hasil jerih payah Pak Hilman melatih Alia silat selama hampir 3,5 tahun, di usia muda pe de nya Alia cukup diacungin jempol.


Komponen penyusun kepercayaan diri anak, iiih ….. semoga penjelasan saya ga terlalu teoritis ya. Pastinya, dengan sedikit mengintip buku-2 literatur saya sewaktu kuliah di psikologi dan berbekal pengalaman sewaktu 10 tahun menjadi praktisi di perusahaan dan beberapa tahun menjadi praktisi pendidikan, saya bisa menyimpulkan, bahwa Alia bisa pe de karena beberapa hal, kemampuan, keberartian dan kesempatan serta kompetensi. Kemampuan, jelasss, Alia sudah hafal jurus koq. Keberartian dan kesempatan, sebenernya kalau di literatur-2, yang ada hanya keberartian, tapi menurut saya, ada 1 tambahan lagi yakni kesempatan, dan ini tidak bisa dipisahkan. Lihat aja cerita yang saya tampilkan, Alia merasa dirinya ‘sesuatu(k – nyontek gaya Syahrini)’ karena ada kesempatan, pembinanya Pak Hilman Indra Pura memberi ijin dan memberi kesempatan Alia untuk menjadi pelatih cilik. Bahkan di beberapa kesempatan saat latihan ekskul, pelatih Alia, Kak Syukron memberi kesempatan anak-2 yang bersabuk biru melatih anak-anak bersabuk putih, walaupun hanya sekedar melatih 4-5 gerakan. Di sinilah jiwa kepemimpinan dan pe de nya anak mulai ditempa. Anak pun merasi dirinya lebih berarti. Good job, Alia. Thanks to Pak Hilman Indra Pura dan Kak Syukron ‘Kumis’. Faktor penyusun berikutnya adalah kompetensi, Alia bisa pe de karena berbekal pengalaman dia, pernah menjuarai beberapa lomba, baik di lomba silat Al Azhar dan juga O2SN tingkat kecamatan, makanya dia pe de banget ngajarin ‘two musketeers’.

Berikutnya, disiplin. Sesuai kesepakatan, tanpa dinyana, Dhika dan Khansa datang 15 menit sebelum waktu latihan dimulai, woowwww …… biasanya anak kecil kan susah disuruh disiplin, ini berdua malah duduk manis di depan Aula Masjid Ibnu Sina, duuuuh dari jauh melihat 2 anak kecil imut duduk manis ….. ooohhh to twiiittt….!! Malah Alia yang lambat 5 menit, itu bukan karena salah Alia looooh, jam keluar sekolah saat itu jam 12.50, lewat 5 menit dari waktu yang saya tentukan, 12.45. So, it’s not about justification, broooo ……

Kerjasama, ini juga salah satu hal yang tidak saya duga, tetapi muncul di TKP. Masih ingat dengan tokoh yang namanya Prima ? Prima, teman Alia yang suka ‘darting’, ternyata memiliki sifat plus nya loh, suka membantu. Saat Dhika bingung melakukan jurus tertentu, tanpa diminta Prima ikut membantu Alia melatih Dhika, hmmmm ‘good collaboration among kiddos’. Akhirnya, hanya dalam waktu tidak lebih dari 30 menit, 13 gerakan dalam JURUS 2, sudah bisa dilakukan Dhika dan Khansa dengan baik. Terima kasih Kak Alia, terima kasih Kak Prima …..

Terakhir, kepemimpinan. Ingat ga, pembaca ….. pada waktu Alia menyuruh ‘anak didiknya’ istirahat 2 menit ? ini adalah awal mula adanya kepemimpinan, walaupun jadinya molor siih, dari 2 menit menjadi 5 menit, namanya juga anak kecil. Tapi setidak-2 nya, tanda-2 kepemimpinan sudah dimulai ….. not bad laaahh ….

SO …….!! (meniru gaya bicara Bara Pattirajawane di acara Gula Gula), dasar emak-2 ….. tidak jauh tontonannya pasti seputar acara infotainment, masak memasak (hayo ngakuuuuu …..), padahal bisanya cuman masak telor dadar campur bawang wkwkkwkwwk. Jadi, pembaca ….. ternyata latihan bela diri anak itu kalau dilakukan dengan senang hati dan tanpa adanya paksaan (bener, sumpeee loh, saya gak maksa Alia milih ekskul silat, dia sendiri dengan sadar dan seikhlas-2nya memilih ekskul silat, mungkin karena lihat figur Pak Hilman yang terkenal disekolah kali yaaa), plus latihan tekun (Alia 3,5 tahun, gak pake bolos, seingat saya selama kurun waktu itu alia hanya ijin tidak masuk 1 kali karena sakit) dan dengan cara yang fun (pelatihnya Kak Syukron juga memberi kesempatan anak-2 melatih adik tingkatnya), banyak sekali hal yang tumbuh dalam diri anak-2 kita, subhanallah …..

Demikian tulisan ini saya buat, semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca yang lagi googling, apa manfaat latihan bela diri buat usia anak. So, buat apa ragu ? Let’s get started …!!!

Rina Nugroho, S. Psi.

3 komentar:

hilmanindrapura mengatakan...

makasih mama alia, smoga yg lain juga bisa shared di blog ini.

aurelie mengatakan...

Nice artikel. Nanti anak saya mau ah diajarin silat oleh pak hilman, semoga beliau berkenan mengajarkan anak saya.
Terima kasih suggestnya tentang silat.
Yang penting jangan dendeman kaya pilem silat jaman dulu tuh. Jangan malu maluin dunia persilatan. Hehehehe
Tambahan mungkin "kreatif" bisa dimasukkan ke point2 manfaat diatas. Kenapa, karena si anak jadi punya ide untuk memberikan contoh bagaimana menghafal yg cepat. Kreatifitas tercipta karena sesuatu, bisa kepepet, kebetulan, atau responsif atas kejadian apa yg dilihat.
Terima kasih.

hilmanindrapura mengatakan...

makasih mba aurelie masukan yang bagus, klo dirangkai lagi pasti lebih banyak info2 yang bagus dari mba utk kemajuan beladirianak, silakan mba di shared buah pikirannya ke email saya (hilmanindrapura@gmail.com), nanti insya allah saya akan tampilkan di blog ini.