Minggu, 23 September 2018

Latihan beladiri melatih anak untuk mengurangi ketergantungan gadget

Pesatnya perkembangan zaman, sejalan dengan teknologi berjalan seolah-olah
mengejar pembaruan dan meninggalkan teknologi lama. Seiring dengan komunikasi dan informasi yang sangat mudah diakses dan bahkan informasi apa pun dapat diperoleh dengan cepat dan tak terbendung. Anak-anak semakin akrab dengan gadget atau smartphone yang mereka pegang, seolah-olah mereka tidak peduli dengan lingkungan. Ini membuat perkembangan dan pembelajaran si anak sedikit terganggu. Anak-anak semakin tertutup, malas bergerak, terkadang tidak dapat bersosialisasi dengan masyarakat, meninggalkan ibadah dan lain-lain yang mengganggu kehidupnya.
Banyak keluhan terkait ketergantungan game online, baik di komputer maupun di ponsel. Ini berarti bahwa masyarakat sadar bahwa itu adalah penyakit yang umum dan masalah yang harus dihindari agar generasi mendatang bebas atau mengurangi ketergantungan mereka pada gadget.

Banyak cara orang melakukan kegiatan yang bertujuan untuk membebaskan anak-anak mereka dari gadget, antara lain dengan mengajak anak-anak ke aktivitas fisik, menetapkan aturan untuk gadget rumah, mengajar anak-anak untuk kegiatan ibadah, mengajak anak-anak untuk bermain permainan tradisional dan hal positif lainnya.

Penulis telah melakukan observasi lapangan secara lisan dan diskusi dengan orang tua anggota seni bela diri bahwa aktivitas bela diri anak-anak mereka, setidaknya dapat mengurangi durasi penggunaan gadget. Ini karena konsekuensi dari aktivitas bela diri membuat terkurasnya tenaga dari aktivitas fisik seni bela diri tersebut dan terkadang ada tantangan lain seperti pertandingan dan ujina kenaikan tingkat sabuk. 

Dalam seni bela diri seperti pencak silat, karate, teakwondo, whu su, dan lain-lain, memiliki karakteristik mereka sendiri, tetapi ada kesamaan dalam hal aturan atau nilai-nilai yang terkandung dalam pelatihan, yang memaksa anak untuk melakukan hal berikut:
1. Taat pada Tuhan dengan ajaran agama yang ditandai dengan doa sebelum dan sesudah latihan.
2. Disiplin terhadap waktu, ada jadwal yang harus dilaksanakan.
3. Disiplin dalam melengkapi peralatan yang akan digunakan dan instruksi instruktur. 
4. Hormati yang lebih tua dan hargai yang lebih muda. Terlihat pada sistem sabuk atau tingkat dalam seni bela diri.
5. Mampu meningkatkan pencapaian materi pelatihan, permainan atau kenaikan tarif. Dan banyak nilai lainnya


Artinya, kita sebagai orang tua yang mendaftarkan anak-anaknya dalam pelatihan bela diri, telah mencoba menyelamatkan anak-anak kita dari ketergantungan gadget.


Hilman I


Tidak ada komentar: